Minggu, 23 April 2017

[Traveling] Japan day 2, Iga, 23 April 2017

Rute hari ke-2 adalah menuju desa asal-usulnya Ninja, yaitu ke Iga, di Prefecture Mie.
Terus terang paginya lumayan banyak waktu dihabiskan untuk nyari rute. Sempat bolak balik kebingungan di stasiun. Bolak balik naik turun Yamatoji Line, Osaka Loop Line, sampai 3 kali salah hehehe. Tetapi jadi nambah ilmu ttg J train. Walaupun kalau ditanya sekarang ya udah lupa lagi wkwkwk.
Papan penunjuk arah

Dari stasiun Imamiya kami naik Yamatoji Line sampai ke Kamo (Kyoto) selama 75 menit. Di sepanjang jalan Osaka - Kamo sesekali kereta kami melewati Yamatogawa river, diselingi pemandangan traktor dan petani menanam padi. 
uNisA di Stasiun Kamo
Sesampai di staisun Kamo, kami naik Local train dari Stasiun Kamo ke stasiun Iga Ueno 40 menit. Iya betul, kami menuju pedesaan! 
Di kereta ke-2 yang membawa kami dari Kamo ke Iga Ueno ini suasana pedesaan semakin terasa kental. Keretanya jauuuuh lebih kecil dibanding kereta-kereta standard yang kami jumpai di Osaka maupun Tokyo. Paling hanya sekitar 2 - 3 gerbong. Nyaris semua penumpangnya berpakaian khas pedesaan Jepang. Saya senang sekali, serasa berada di film-film jepang dengan suasana desa yang sangat kental. Sayangnya saya gak berani motret-motretin penumpang di kereta kecil ini, sebab akan terlalu mencolok dan rasanya bisa melanggar privacy.
Kereta membelah bukit, memasuki terowongan2 panjang dan sempit. Kiri kanan terhampar bukit-bukit yang subur dilengkapi sungai-sungai. Walau musim panas tapi warna dedaunan masih cantik beragam corak. Gak kebayang indahnya kala autumn. 
Pemandangan sepanjang jalan dari Kamo ke Iga Ueno

O iya, ongkos perjalanan dari Imamiya - Kamo -  Iga Ueno totalnya 1320 yen/orang

Selanjutnya kami naik kereta kecil (3 gerbong) menuju sta Uenoshi. Naik kereta lagi!!  Ongkosnya 260 yen. 
Kereta ke-3 ini suasananya udah mirip kereta wisata. Kecil mungil, warna warni. Khusus menuju Uenoshi, negeri asal para ninja. Di dalam gerbongnya nampak beberapa anak-anak dan dewasa dengan kostum ninja warna warni, Meriah sekali.
Kartun ninja

Di sepanjang jalan adaaaa aja ninja yang dijumpai.
Ini salah satunya. Nongkrong di atas toko!
Sahabat saya, Tami lagi excited banget!!

Semacam ada perayaan berbau ninja

Tami nemu ninja ngumpet di balik pot bunga :-)


Inilah negeri para Ninja. Negeri asal Ninja. Kami menyusuri jalanan desa yang dipenuhi orang-orang (turis maupun lokal) berkostum ninja. Mulai dari balita sampai manula. Sepanjang jalan adaaaa aja ninja-ninjaan (patung dari kain) melengkapi atribut desa. Entah di tiang listrik, di atas atap, di castle, di balik pot bunga, di depan pintu toko, juga di peron stasiun. Bahkan kalau kita jeli banyak siluet-siluet ala ninja menyebar di berbagai penjuru. Cuaca cerah namun dingin, karena lokasi desa berada di atas bukit.

Kami mengunjungi museum ninja, menyaksikan Ninja show, bahkan masuk ke Ninja house. Dapat pencerahan mengenai senjata-senjata dan spot-spot rahasia di rumah Ninja. Menarik sekali. Terasa betul kebangaan Jepang terhadap budaya aslinya. 
Lagi dengerin penjelasan Ninja beneran di rumah ninja

Ada yang mau foto ala ninja?

Salah satu kostum ninja paling kuno, di museum Ninja

Keluarga kecil dengan kostum ninja warna warni

Pewe banget duduk di sini. Adem

Suasana seputaran desa ninja



Di brosur yang saya baca ini masih banyak tempat-tempat menarik di desa asal ninja ini. Sayangnya kami harus segera kembali. Semoga lain kali ada masa ke sini lagi yaaa.
Sesampainya di Osaka baru nyadar belum makan siang (haha). Alhamdulillah ramen halal osaka yg terkenal itu hanya 1.2km dari airbnb kami. Dan porsinya jumbo! Lagi-lagi kami menutup hari dengan tersenyum. Tentunya setelah berjalan kaki menembus udara Osaka yg menggigit.

Balik ke ramen halal Osaka

Tidak ada komentar:

Posting Komentar