Jumat, 28 April 2017

[Traveling] Japan day 5, Kyoto, 26 April 2017

Hari ini agak gak sesuai rencana sih, walau tetap saja yang namanya perjalanan di Jepang sepanjang trip ini Alhamdulillah senantiasa menyenangkan.
Rencana awalnya adalah hari ini temanya "Bersepeda di Kyoto!", lalu melanjutkan perjalanan ke destinasi kami berikutnya: TOKYO!

Tapi apa daya, sejak awal langit Jepang telah dihiasi hujan, sehingga cukup puas dengan jalan-jalan aja di Kyoto,
Ditemani oleh suasana hujan gerimis, kami naik taksi ke Shin Osaka. Di Shin Osaka kami sekalian beli tiket shinkansen ke Tokyo, yang  sepaket dengan tiket Shin Osaka - Kyoto (mengingat Kyoto ada di stasiun menuju Tokyo). Jadi kami dapat 2 tiket, tiket shinkansen basic dan tiket reserve. Lucunya, tiket shinkansen basic dan reserve harus diinsert bareng di mesin.
uNisA dan koper raksasa, dari Shin Osaka menuju Kyoto

Di Kyoto awalnya ingin naik sepeda, tapi masih hujan deras. Akhirnya beli 1 day bus pass (500yen) yang bisa digunakan seharian. 
Kami sempat nyoba ke National museum Kyoto (di depannya aja buat foto-foto), lalu naik bisa lagi ke depan Gion. Banyak temple rupanya di Kyoto. Naik bis lagi buat foto-foto di depan sebuah gerbang berwarna merah. Lumayan lah hujan-hujanan.
Di bis saat selfie dgn background gadis-gadis Jepang berkimono, mereka malah happily smile to us dan mau aja diajak foto lagi. Hehe urat malu agak hilang dikit.


Berusaha selfie dengan wanita-wanita Jepang


Foto berdua Tumi
Muter-muterin Kyoto naik bus pass
sebuah sudut di Kyoto


Karena ngejar Shinkansen jam 3.05 PM menuju Tokyo, kami tapau subway aja, makan di peron. Soalnya kepikiran si koper berat yg ngerepotin ini looh...


Sambil nunggu Shinkansen kami, saya sempat merekam situasi di peron. Yang namanya Shinkansen ternyata banyak banget jadwalnya, dan jaraknya hanya 5 - 10 menit. Gak nyangka, secara ini kereta super cepat. Seperti semua kereta di Jepang, kita bisa prediksi setiap peron bakal berhenti di mana. Di Shinkansen ada 3 gerbong non-reserved, harga tiketnya nyaris separuhnya. Tapi kami gak berani ambil risiko, beli yang reserved aja di gerbong 4. O iya, Harga tiket Shin Osaka ke Kyoto najk JR, lalu nyambung Shinkansen Kyoto - Tokyo 14450 yen. Saya sangaaat menikmati pemandangan 3 jam menuju Tokyo.

Dari Kyoto, Sinkansen hanya berhenti di stasiun Nagoya, Shin Yokohama, Shinagawa, dan Tokyo. Kami turun di Shinagawa karena airbnb kami deketnya ke Shibuya. Agak shock nyampe Shinagawa (apalagi Shibuya), penuuuuh manusia. Saya sempat bingung ini gimana caranya bisa keluar dari stasiun, penuh banget manusia dan koper saya luar biasa besar (lain kali jangan bawa koper guedeee kalau mau traveling ke banyak kota yaaa..). Alhamdulillah sering banget ketemu orang Jepang yang baik hati dan penolong. Di suatu kesempatan, saya pernah ditolongin seorang gadis Jepang yang cantik dan modis, menggotong koper raksasa ini turun tangga yang jumlahnya mencapai belasan. Alhamdulilah.


Yang khas dari Tokyo adalah stasiun keretanya selalu padat dan rame. Kita harus berjalan cepat, kalau perlu setengah berlari, jika tidak mau kena risiko ketabrak.

Akhirnya kami berhasil keluar dari stasiun Shibuya, dari Shibuya kami naik taksi ke Komazawa. Penginapan kami bagus dan bersih, berada di atas toko Roti. Jadinya selalu mencium bau roti yang harum. Alhamdulillah.
Lalu kami menutup hari dengan tidur nyenyak di penginapan di tengah kota Tokyo yang wangi oleh aroma roti.
Penginapan kami. Nyaman bangeeet




Tidak ada komentar:

Posting Komentar